Waaah sudah bulan Juli waaaah....
Tiga bulan tidak memposting apa-apa, apa kabar komitmen satu post satu bulan? #krikkrikkrik
Sebelumnya, taqobbalallahu minna wa minkum. Selamat hari raya idul fitri 1438 H. Semoga lebaran kali ini benar-benar menjadi yang terakhir bagi kita tanpa naungan daulah islamiyah. Mohon maaf atas segala kesalahan yang saya perbuat, baik disengaja maupun tidak, baik menyangkut diri pribadi maupun menyangkut ketidakkonsistenan saya dalam mengupdate blog ini #oke
Bukannya tanpa alasan saya menghilang dari blog ini selama tiga bulan. Selain karena kurangnya finansial untuk membeli kuota (maklum, mahasiswa tingkat akhir di sistem kapitalisme yang bisa hidup dengan sokongan beasiswa), ada beberapa hal lain yang benar-benar menuntut saya untuk fokus pada masalah tersebut. Tapi, yah, penulis yang baik seharusnya tidak mencari-cari alasan pembenaran jika menyangkut masalah komitmen dalam menulis ((getok diri sendiri)).
Tulisan ini dibuat dalam rangka untuk mengupdate blog untuk memenuhi komitmen memposting satu post satu bulan. Jadi maafkanlah jika saya muncul di sini tanpa konsep tulisan yang jelas.
Semoga setelah idul fitri ini, blog ini bisa lebih terurus dengan baik agar kemampuan menulis saya meningkat, juga dalam rangka untuk lebih menyebarluaskan Islam sehingga semakin banyak umat yang sadar dan paham akan kebeneran Islam yang hakiki.
Akhir kata, wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
P.S: Sekaligus mau memohon doanya untuk kelancaran skripsi saya :) #iyambak
Teruntuk Dirimu, Dari Seorang Kembang Pejuang
"Sesungguhnya kita adalah kaum yang dimuliakan oleh Allah dengan Islam, maka janganlah kita mencari kemuliaan dengan selainnya." (Umar Bin Khattab)
04 Juli 2017
02 Maret 2017
#KamiMenolakLupa
Welcome Maret!
Hari kedua di bulan
ketiga. Gimana kabar proposal? No progress.
Kabar hati? It’s fine. Kabar fisik? Little catch a cold, but not bad lah. Mengawali
bulan baru ini dengan hidung yang tersumbat dan kondisi keuangan yang
mengenaskan.
Ya, ya. Mari
kesampingkan dahulu masalah pribadi sebagai seorang mahasiswi tingkat akhir
yang tidak akan pernah lepas dari himpitan sistem kapitalisme, karena ada hal
yang lebih urgent untuk dibahas para
mahasiswa muslim.
09 Februari 2017
Waiting for Nothing
Somebody told you
that you fall for someone
Somebody told you
that you have to fight for her
Somebody told you
It must be love
But after years
passed by
You do realize
––you are waiting
for nothing
#RandomThought
#SayNoToVDay
Priceless
It's priceless when
you do know you take it wrong, then you realize which way will lead you to the
right path.
––And you struggle
for it.
#BackToIslam
#BackToMuslimIdentity
#BringBackSyariahandKhilafah
07 Februari 2017
"Ada yang Bilang Bahwa Negeriku..."
Ada yang bilang bahwa negerinya kaya akan segala, bahwa dia beruntung dilahirkan di negeri yang serba berkecukupan. Tanahnya subur, tanam apa saja pasti bisa memberikan hasil yang melimpah. Lautnya kaya, segala jenis biota laut bisa ditemukan. Kalian cari apa? Emas? Kami punya banyak. Batu bara? Jangan khawatir. Cukup gali sedikit ke dalam bumi negeri kami, maka akan kalian dapati limpah ruah hasil tambangnya.
01 Februari 2017
Fun Fact #2
"Saya orangnya kalem, pendiam, pemalu."
Jika sekarang saya mengucapkan kalimat di atas, mungkin tidak ada satupun orang yang akan percaya. Tapi yakinlah, saya memang demikian adanya.
Dulu. Dulu sekali.
Masih teringat jelas perkataan musyrifah saya dulu. "Dakwah itu menuntut segalanya, dik. Jika sekarang kesusahan ngomong di depan orang banyak, maka latihan adalah jalan satu-satunya. Kalau sekarang masih sulit menulis artikel ideologis di mading sekolah, maka latihan juga adalah jalan satu-satunya. Dan latihan terbaik adalah dengan terus mengasah kemampuan kita. Malu ada tempatnya, namun bukan dalam menyampaikan kebenaran agama Allah."
Benar.
Saat tidak bisa ngomong dengan benar di hadapan orang banyak, latihanlah dengan cara terus ngomong di depan orang banyak. Ketika tulisan artikel masih banyak rancunya daripada benarnya, latihanlah dengan terus menulis dan terima kritik dan saran dari orang-orang.
Belajar dari kesalahan, bukannya jatuh bersama kesalahan.
Saat ini kita hanya diminta mengorbankan waktu untuk terus menyampaikan agama Allah. Hanya diminta mengorbankan pikiran dan juga kuota internet agar dakwah tersampaikan secara luas lewat dunia maya. Teruslah menyampaikan kebenaran. Abaikan hujatan, namun terimalah saran.
Dakwah itu menuntut segalanya. Tetaplah istiqomah hingga nanti saatnya Allah meminta pengorbanan jiwa dari tiap diri-diri kita.
Jika sekarang saya mengucapkan kalimat di atas, mungkin tidak ada satupun orang yang akan percaya. Tapi yakinlah, saya memang demikian adanya.
Dulu. Dulu sekali.
Masih teringat jelas perkataan musyrifah saya dulu. "Dakwah itu menuntut segalanya, dik. Jika sekarang kesusahan ngomong di depan orang banyak, maka latihan adalah jalan satu-satunya. Kalau sekarang masih sulit menulis artikel ideologis di mading sekolah, maka latihan juga adalah jalan satu-satunya. Dan latihan terbaik adalah dengan terus mengasah kemampuan kita. Malu ada tempatnya, namun bukan dalam menyampaikan kebenaran agama Allah."
Benar.
Saat tidak bisa ngomong dengan benar di hadapan orang banyak, latihanlah dengan cara terus ngomong di depan orang banyak. Ketika tulisan artikel masih banyak rancunya daripada benarnya, latihanlah dengan terus menulis dan terima kritik dan saran dari orang-orang.
Belajar dari kesalahan, bukannya jatuh bersama kesalahan.
Saat ini kita hanya diminta mengorbankan waktu untuk terus menyampaikan agama Allah. Hanya diminta mengorbankan pikiran dan juga kuota internet agar dakwah tersampaikan secara luas lewat dunia maya. Teruslah menyampaikan kebenaran. Abaikan hujatan, namun terimalah saran.
Dakwah itu menuntut segalanya. Tetaplah istiqomah hingga nanti saatnya Allah meminta pengorbanan jiwa dari tiap diri-diri kita.
From Tondo with Love
Fun Fact #1
Sebenarnya, saya masih agak kesulitan menulis artikel. Mengungkapkan isi pikiran ke dalam tulisan rupanya tidak semudah mengungkapkannya lewat lisan. Mungkin karena awal saya terjun ke dunia tulis-menulis adalah dengan menulis fiksi. Cerpen atau cerbung, yang merupakan bentuk sebuah fanfiksi.
Iya, masa-masa alay semasa sekolah yang menjerumuskanku dalam dunia menulis fanfiksi atau disingkat ff. Sejak saat itu, saya kesulitan lepas dari menulis. Sehingga ketika mengenal pengajian dan akhirnya rutin halaqoh hingga saat ini, kebiasaan menulis fiksi haruslah ikut berubah sesuai dengan pemahaman baru berdasarkan ideologi yang benar; yaitu Islam semata.
Lisan bisa berucap. Ide yang dilisankan pasti sedikit-banyak membawa perubahan. Namun tulisan akan lebih awet. Ketika semangat mulai menurun karena sifat manusia sebagai makhluk yang tidak stabil, membaca sangatlah membantu. Karena itulah saya pun terdorong untuk menulis lebih banyak.
Meskipun masih agak 'belepotan', membiasakan menulis minimal sekali seminggu akan membantu proses pembelajaran dalam menulis.
Semangat karena Allah!
Iya, masa-masa alay semasa sekolah yang menjerumuskanku dalam dunia menulis fanfiksi atau disingkat ff. Sejak saat itu, saya kesulitan lepas dari menulis. Sehingga ketika mengenal pengajian dan akhirnya rutin halaqoh hingga saat ini, kebiasaan menulis fiksi haruslah ikut berubah sesuai dengan pemahaman baru berdasarkan ideologi yang benar; yaitu Islam semata.
Lisan bisa berucap. Ide yang dilisankan pasti sedikit-banyak membawa perubahan. Namun tulisan akan lebih awet. Ketika semangat mulai menurun karena sifat manusia sebagai makhluk yang tidak stabil, membaca sangatlah membantu. Karena itulah saya pun terdorong untuk menulis lebih banyak.
Meskipun masih agak 'belepotan', membiasakan menulis minimal sekali seminggu akan membantu proses pembelajaran dalam menulis.
Semangat karena Allah!
Musik dan Problematikanya
11.20 p.m waktu
setempat dan mata belum juga terpejam.
Kenapa? Karena rumah
sebelah sedang heboh-hebohnya mendendangkan lagu menggunakan elekton (?). Makin
malam, makin heboh, makin liar. Berhubung kamar saya berada tepat di samping
rumah sebelah, jadi bisa dibayangkan bagaimana ramainya musik yang terdengar. Tak
bisa tidur, jadi saya memutuskan membuka laptop saja dan menumpahkan sebagian
kekesalan melalui tulisan.
28 Januari 2017
And Allah Gave Him to Me
Dan Allah memberikannya padaku
Sosok laki-laki yang merengkuhku dengan sepenuh jiwa dan raga
Sosok laki-laki yang rela mengorbankan waktu dan hartanya untuk bisa terus bersamaku
Dia yang selalu hadir mendengar keluh kesahku
Dia... yang kupanggil Papa
23 Januari 2017
Fenomena Baper
Sudah lama tidak
menulis, dan akhirnya mengakui kalau rasanya ada sesuatu yang hilang. Bukannya
tidak ingin aktif dakwah melalui dunia maya, hanya saja terkadang miskin kuota,
juga miskin dana untuk beli kuota *oke, tidak perlu curhat, mbak*
Padahal jika ingin
menilik bagaimana harapan yang dibuat di awal tahun 2015 lalu (iya 2015, tidak
salah ketik kok, itu 2 tahun lalu, iya), targetnya adalah satu tulisan dalam
satu bulan. 30 hari yang ada, seharusnya produktif menghasilkan satu tulisan
bukanlah menjadi suatu masalah. Tapi ternyata diri ini masih suka melanggar
komitmen terhadap diri sendiri. Jadi mungkin ini salah satu alasan juga kenapa
belum dihampiri jodoh karena belum bisa pula berkomitmen dengan orang lain
#korelasinyadimanambak?
Langganan:
Postingan (Atom)